JAMBIONE.COM - Kebakaran hebat di Gunung Bromo dan diduga dipicu oleh aksi flare prewedding masih terus bergulir. Beberapa pihak yang terlibat dalam insiden kebakaran di kawasan Teletubbies Gunung Bromo masih diproses oleh pihak berwenang, dan sejumlah tersangka telah ditetapkan.
Kebakaran di Gunung Bromo baru berhasil dipadamkan setelah sepekan upaya pemadaman yang intensif. Meskipun api yang membakar padang rumput kering di kawasan Teletubbies telah berhasil dipadamkan, penyelidikan kasus ini masih berlanjut di bawah pengawasan Polres Probolinggo.
Saat ini, manajer dari perusahaan wedding organizer telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus kebakaran Gunung Bromo ini. Kapolres Probolinggo, AKBP Wisnu Wardhana, menyatakan bahwa pihak yang harus bertanggung jawab secara hukum atas kejadian ini adalah manajer wedding organizer.
Baca Juga: Polisi Tetapkan 1 Orang dari WO sebagai Tersangka Kebakaran Bromo
Namun, alih-alih meminta maaf dan mengakui kelalaiannya, beberapa pihak yang terlibat dalam sesi foto prewedding tersebut justru akan melaporkan balik. Mereka, melalui kuasa hukumnya, akan mengambil langkah hukum terkait kasus ini.
Para pelaku tersebut berpendapat bahwa kebakaran di Gunung Bromo tidak hanya disebabkan oleh flare yang mereka gunakan, melainkan juga karena kelalaian pihak Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Menurut mereka, kelalaian yang menyebabkan terjadinya kebakaran tidak hanya terbatas pada area di mana sesi prewedding berlangsung.
Hasmoko, kuasa hukum dari enam pelaku ini, berpendapat bahwa pihak TNBTS juga gagal dalam menerapkan sistem keamanan dan langkah-langkah antisipasi terkait kebakaran. Dia juga menyoroti kurangnya fasilitas pemadam kebakaran dan fasilitas siaga di TNBTS.
Selain itu, Hasmoko berpendapat bahwa hak-hak para wisatawan telah diabaikan oleh pengelola Gunung Bromo dan TNBTS. Para pelaku bertujuan untuk melaporkan pihak-pihak terkait yang dinilai telah lalai dalam menyediakan sistem keamanan bagi pengunjung dan fasilitas umum lainnya.
Baca Juga: Gunung Bromo Terbakar akibat Foto Prewed Pakai Flare
Upaya pelaporan ini juga dimaksudkan untuk memperbaiki pengelolaan wisata di Gunung Bromo agar lebih baik di masa depan. Hal ini tidak hanya berkaitan dengan aspek bisnis semata, melainkan juga dengan keselamatan dan kenyamanan para pengunjung.
"Agar ke depannya bisa lebih baik dan lebih tertib lagi. Kalau kami amati, kalau melihat dari kelalaian itu, orientasinya (TNBTS) hanya kepada bisnis semata," ujar Hasmoko.(*)
Artikel Terkait
Danrem: Asap di Jambi Kiriman dari Sumsel, Jangan Sampai Kejadian Karhutla 2015-2019 Terulang
Muaro Jambi Paling Rawan Karhutla, Sudah 36 Hektar Lebih Lahan Terbakar
Ini 3 Strategi Pokok Satgas Menangani Karhutla di Jambi yang Diapresiasi Kasad Jenderal Dudung Abdurachman
Polda Jambi Sudah Amankan 6 Pelaku Karhutla, Segera Dilimpahkan ke Kejaksaan