Red Sea Global Mencari Kerjasama dengan Perusahaan Jepang untuk Pengembangan Destinasi Wisata di Pesisir Laut

JAMBIONE.COM - Red Sea Global (RSG) menguraikan proyek giga dan peluang bisnisnya di Arab Saudi kepada perusahaan-perusahaan Jepang yang berminat untuk berpartisipasi dalam pengembangan destinasi wisata di sepanjang Pesisir Laut Merah.

Acara ini diselenggarakan oleh pengembang Red Sea Global dengan partisipasi dari kelompok informasi MEED dan perusahaan konstruksi BEC Arabia.

RSG sedang memfasilitasi industri pariwisata berkelanjutan yang ambisius di Arab Saudi, yang ingin mendiversifikasi ekonominya melalui Rencana Visi 2030, terutama di bidang pariwisata.

Baca Juga: Enam Wakil Menteri Pertahanan Ukraina Dipecat Setelah Skandal Korupsi, Rusia Terus Serang di Timur

Sejauh ini, RSG telah terlibat dalam penunjukan lebih dari $7,2 miliar kontrak untuk proyek Pesisir Laut Merah dan $3,5 miliar untuk proyek Amaala. Pada tahun 2023, RSG berencana untuk mengakuisisi lebih dari $8 miliar dalam kontrak-kontrak baru.

Ed James dari MEED/GlobalData menjelaskan banyak peluang yang ditawarkan oleh Arab Saudi saat ekonominya beralih dari sektor minyak ke sektor lain, dengan mencatat bahwa hampir separuh dari kontrak-kontrak yang diberikan dalam dua dekade terakhir telah diberikan kepada perusahaan-perusahaan internasional dari Korea Selatan, Jepang, China, dan Italia.

Ben Edwards dari RSG memberikan wawasan tentang skala proyek-proyek yang ada dan yang akan datang, yang juga mencakup pengembangan lain di tempat seperti Qatar dan Mesir.

Dia juga menjelaskan perkiraan biaya, persyaratan material dan pasokan, serta bagaimana perusahaan-perusahaan dapat berpartisipasi dalam proyek-proyek baru ini.

Baca Juga: Antam Kehilangan Kilauan Emas: Mahkamah Agung Putuskan Bayar Rp1,1 Triliun kepada Budi Said

"Kami adalah pengembang di balik destinasi wisata regeneratif di pantai Laut Merah di Arab Saudi, dan Fase 1 melibatkan pembangunan 16 hotel mewah yang merupakan campuran dari hotel daratan, beberapa hotel pulau individu, dan satu pulau besar yang memiliki 11 hotel. Tambahkan ke itu Bandara Internasional Laut Merah dan semua infrastruktur perumahan pendukung terkait resor pariwisata besar. Sedikit lebih ke utara pantai, kami memiliki proyek Amaala dan Fase 1 di sana terdiri dari delapan hotel dan area Marina Yacht Club," katanya.

"Peluang-peluang untuk pasar Jepang sangat luas karena kami bukan hanya perancang dan pembangun hotel-hotel ini, tetapi kami juga yang mengoperasikannya. Jadi, kami mengakuisisi berbagai barang dan jasa tidak hanya untuk desain dan konstruksi resor dan aset, tetapi juga aliran kerja operasional seperti keamanan, layanan katering, layanan udara, transportasi darat, bahkan taman bermain. Jadi, ada banyak peluang yang beragam untuk perusahaan-perusahaan Jepang, dan kami sangat bersemangat untuk mengembangkan hubungan ini,". 

Presentasi di Jepang bertujuan untuk menarik keterlibatan perusahaan-perusahaan Jepang dalam proyek-proyek ini. 

Baca Juga: Penyelesaian Konflik Penggusuran di Pulau Rempang, Batam: Warga Direlokasi dan Diberi Uang Ganti Rugi 

"Kami berada di sini hari ini di Jepang untuk menunjukkan peluang yang kami miliki di Red Sea Global dan juga proyek-proyek yang sedang kami garap — sembilan atau sepuluh proyek yang sedang kami rencanakan. Di Red Sea Global, dan juga sebagai orang Saudi, kami percaya pada kualitas dan kemampuan kontraktor dan pemasok Jepang. Kami telah memiliki pengalaman yang baik dengan mereka di Red Sea Global. Kami mengundang semua kontraktor dan pemasok Jepang untuk berpartisipasi dan bergabung dengan kami dalam perjalanan kami," kata Direktur Eksekutif Pengadaan RSG, Mohammed Al-Fardan. 

Shigeru Nakajima, seorang manajer senior umum untuk Mitsubishi Heavy Industries, mengatakan kepada Arab News Jepang bahwa perusahaannya telah memiliki pengalaman baik dalam bekerja di Kerajaan.