• Rabu, 27 September 2023

Harga Batu Bara Melonjak hingga Rekor Tertinggi dalam 3 Bulan Terakhir: Permintaan Global dan Kebijakan Energi

- Senin, 18 September 2023 | 13:58 WIB
Harga batu bara naik  sebesar 3,38 persen.  (Foto : Dokumen Jambione.com)
Harga batu bara naik sebesar 3,38 persen. (Foto : Dokumen Jambione.com)

JAMBIONE.COM - Pada Rabu (13/9/2023), harga batu bara kontrak Oktober 2023 mencatat lonjakan sebesar 3,38 persen, menjadikannya mencapai level USD168 per ton dan memecahkan rekor tertinggi baru dalam tiga bulan terakhir.

Sebelumnya, harga tertinggi batu bara berada di level USD 166,35 per ton pada 5 September lalu. Sejak pertengahan Juni, harga batu bara telah meroket sebesar 15,78 persen.

Harga batu bara telah mengalami tekanan sejak akhir tahun sebelumnya akibat permintaan global yang lesu.

Baca Juga: Asian Agri Bangun Sumur Bor Bagi Warga di Dusun Tanggo Rajo dan Desa Tou Sumay di Jambi

Namun, kenaikan harga batu bara terdorong oleh kenaikan harga energi acuan lainnya dan indikasi pengurangan pasokan.

Kenaikan harga LNG secara global terjadi setelah Chevron tidak berhasil mencapai kesepakatan dengan serikat pekerja, yang mencegah pemogokan di fasilitas ekspor Australia. Hal ini meningkatkan prospek produksi listrik berbahan bakar batu bara, yang dapat meningkatkan permintaan terhadap batu bara.

Selain itu, kebijakan dukungan pemerintah China dalam pembangunan ekonomi dan infrastruktur tampaknya belum memberikan dampak signifikan pada permintaan energi, termasuk batu bara. Ini telah menghambat permintaan batu bara, meskipun sektor swasta mungkin mengalami pembatasan produksi baja dan aluminium, yang dapat meningkatkan permintaan batu bara kokas dan termal di China.

Baca Juga: Skandal Korupsi Minyak Goreng Guncang Industri Sawit: Pengusaha Swasta Was-was Terhadap Kebijakan Pemerintah

Pada kuartal pertama tahun ini, China telah mengimpor 101,8 juta metrik ton batu bara, naik lebih dari 96 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Nilai impor juga meningkat hampir 77 persen tahun-ke-tahun menjadi 93,54 miliar yuan (setara USD13,68 miliar), menurut data dari Administrasi Umum Bea Cukai pada bulan April lalu.

Namun, pasokan batu bara terhambat setelah pengawas keselamatan kerja China menghentikan aktivitas di 13 tambang batu bara di Shaanxi menyusul serangkaian kecelakaan kerja.

Di pasar minyak, harga West Texas Intermediate (WTI) mendekati level USD89 per barel, sedangkan harga minyak Brent mencapai USD92,25 per barel pada perdagangan yang sama. Kedua patokan harga minyak dunia ini telah menguat masing-masing sebesar 10,21 persen dan 9,42 persen dalam sebulan terakhir menurut data Trading Economics.

Baca Juga: Imbas Pemblokiran Jalan, Ribuan Truk Batu Bara Terjebak di Jalan, ATJ Bagi Bagi Nasi Bungkus ke Sopir

Harga WTI mendekati level terkuat dalam sepuluh bulan terakhir karena ekspektasi bahwa pasar minyak global akan semakin ketat dalam beberapa bulan mendatang. Badan Energi Internasional (IEA) bahkan mengatakan pada Rabu (13/9) bahwa pengurangan pasokan yang berkelanjutan oleh Arab Saudi dan Rusia akan menyebabkan defisit minyak yang besar hingga kuartal keempat. IEA juga mempertahankan perkiraan pertumbuhan permintaan minyak untuk tahun 2023 dan 2024.

Semua ini terjadi setelah OPEC mengumumkan pemotongan pasokan minyak sebesar 3,3 juta barel per hari pada kuartal keempat tahun ini. Namun, data resmi menunjukkan bahwa cadangan minyak mentah Amerika Serikat justru meningkat sebesar 4 juta barel pada pekan lalu, melampaui ekspektasi penurunan sebesar 1,9 juta barel. (ali)

Editor: Ali Ahmadi

Sumber: idxchannel.com

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X